About me

Blog

17 December 2008

Marcella, Mikola, dan Kemat: Hukum Memang Terasa Diterapkan Berbeda Terhadap Orang Beda Status Sosial

Imam Hambali alias Kemat yang mantan Ratu Kecantikan Waria se-Jombang Jawa Timur ditahun 2005 itu memang tak seberprestasi Marcella Zalianty. Terlebih, anak artis kawakan Tety Lies yang sekaligus peraih Piala Citra kategori aktris terbaik FFI 2005 kadung moncer karirnya dibelantara entertainment. Berbeda dengan Kemat yang hanya mentok menjadi tukang rias Salon Ayu Jombang.

Ternyata bukan hanya perbedaan 'nasib' karir dunia entertainment. Tetapi juga perbedaan perlakuan 'sang dewi keadilan' saat kedua orang tersebut terjerat masalah hukum.

Begini episodenya: " Tanpa bukti yang akurat. Merasa cukup berbekal dengan apa yang disebut sebagai 'dugaan' bahwa Kemat membunuh Asrori. Polisipun menangkap Kemat di sekitar Nopember 2007. Setelah proses interogasi yang penuh gedebag-gedebuk pukulan dan pressure mental. Tujuannya satu: agar Kemat mengakui bahwa dialah sang pembunuh. "

"Setahun kemudian ( tentu saja setelah babak belur mendekam dipenjara pasca putusan pengadilan ) Kemat dibebaskan dari segala tuduhan karena pembunuh sebenarnya bukan dia. Melainkan si Ryan, Si Jagal Jombang yang terkenal itu."

Episode bandingannya:" Sore hari. Tepat pukul 17.00 wib. Sepuluhan polisi berseragam menggerebek Kantor Marcella, PT Kreasi Anak Bangsa. Saat itu Adik Marcella, Sergio, Mikola dan Moreno beserta karyawan sedang menyekap dan menghajar Elias Agung. Merekapun tertangkap tangan.

Esok harinya media gosip dan infotainment mengeksposenya. Para tokoh, artis, dan para pengacara berhamburan menyebar komentar untuk membela sang Artis. Publikpun berhasil digiring ke arah trial by press terhadap Elias Agung. Korban yang justru menjadi terdakwah oleh opini publik"

"Bukan itu saja. Marcella, tidak dimasukkan dalam jeruji sel. Melainkan di salah satu ruangan Kantor Polres Jakarta Pusat. Karenanya bisa tidur di sofa empuk. Kamar mandi didalam ruangan. Dan tentunya ber-Air conditioner (AC).
Alasannya sih memang karena sel tahanan penuh. Dan sang Artis tak bisa kan dikumpulkan dengan tahanan pria . Bahkan meski statusnya sudah tersangka-pun. Marcella diperbolehkan melaporkan Elias Agung yang berstatus korban sebagai penipu."

"Untuk urusan laporan ke Polda Metro Jaya, Marcella bukannya dinaikkan mobil tahanan berkap terbuka ala pengangkutan pelaku kriminal lainnya. Melainkan sebuah mobil berkaca gelap' Suzuki Grand Vitara, layaknya tidak sedang berstatus tahanan. Bahkan sampai tulisan ini dibuat. Marcella masih boleh menolak mengenakan seragam tahanan. Nah loh"

Terasa aneh memang sikap pelaksana hukum yang menempati istana keadilan kita. Terlebih bila alat analisa yang kita pakai adalah adalah hati nurani terdalam kita.

Bukankah “nec curia deficeret in justitia exhibenda” ?. Yang berarti mestinya istana -di mana Dewi Keadilan bersemayam untuk menyemburkan aroma keadilan tiada henti- yang kini ditempati Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman tak pernah membedakan status sosial seseorang. Layaknya lambang pengadil yang memegang neraca keadilan, berpedang dengan mata tertutup. Untuk apa mata tertutup? Jawabnya agar Dewi Themis - sebutan untuk dewi pengadil- tak pandang bulu saat mengadili seseorang.

Namun, bila alat analisa yang kita pakai adalah alam pikiran 'layaknya orang Indonesia' maka ini adalah sebuah kewajaran. Karena seringnya kita melihat ketidak-adilan seperti episode diatas.

Ah, saya jadi merindukan keadaan dimana sang pengadil berkata seperti Muhammad, Sang Nabi di abad ke-tujuh silam:
" Andaikan Si Fatimah az-Zahrah (sang anak perpempuan tersayang) melakukan pencurian. Maka saya tak akan pernah ragu untuk mengeksekusi tangan yang dipakai mencuri itu". Ucapan tersebut dipidatokan ditengah para pengadil yang mulai pilih kasih saat terdakwanya adalah dari kelas bangsawan lokal saat itu.


Ah, seandainya aparat pengadil, termasukpengadil yang menempati lembaga ad hoc pemberantas korupsi (KPK) tak lagi tebang pilih seperti yang diisukan belakangan. Dan seandainya lagi mereka mengikuti spirit yang diucapkan Sang Nabi di abad ke-tujuh tersebut.

37 comments:

mantan kyai said...

jayalah indonesia....

Dito said...

Itulah jikalau masih memakai hukum manusia bukan hukum Tuhan..:) peace..

PLAT NOMER said...

yg punya duit sel ber AC, yg ga punya kasiaaannn deh

laurencia said...

itulah kehidupan dek, untung sementara aja kita hidup , dan yang pasti buat yang kekal ntar ..Hakim kita Maha Adil :)
salam damai

hypnosis smoking said...

Ada uang, hukum apalah artinya...

dee said...

emang ga adil ya.. kebenaran bisa diputarbalikkan. Jadi, hukum itu bullshit ya mas?

Dody said...

Hukum dunia adalah ciptaan manusia yang sangat tidak sempurna. Sebaiknya pakailah konsep 'back to basic'. (inilah yang agak sulit diterapkan di negara seperti Indonesia ini)

ciwier said...

lha wong kejaksaan wae diobok2 KPK mas....

Kristina Dian Safitry said...

seng gak nguatin tuh adegan gedebak gedebuknya itu lho.hi..hi..sakit ndak yo?

richard said...

layaknya kepung tender saat mengejar proyek, kepung keadilan pun bisa saja terjadi, dimana pengacara-pengacara kedua belah pihak yang berselisih berujung dengan mengatur perdamaian. perdata diupayakan jadi pidana, dan pidana berakhir dengan salam tempel. win-win solution katanya, pis-pis saja katanya, ojo ribut-ribut katanya, .... namun hukum kita terlatih edi tansil (ejakulasi dini tanpa hasil).

semoga praduga saya salah, demikian halnya saya mengharapkan praduga saya salah yang menganggap om O.C Kaligis hanyalah perpanjangan tangan aparat yang membuat Kemat & Devit pis pis saja.

sekali lagi, semoga praduga saya salah. kita lihat saja...

Kang Robby ( robbie-alca.blogspot.com ) said...

Bicara masalah keadilan asik juga nih mas. bagi saya hidup di dunia ini di penuhi ketidak adilan. So, kita harus mampu membiasakan diri agar tetap tabah menghadapi ketidak adilan yg menyakitkan kita khususnya..

YA pesan saya buat yg jadi pengadil, contohlah pemimpin yg adil seperti kedua2 UMAR.

gus said...

@Kang Richard: ..Kok pikiran kita sammak yah soal kehadiran Kaligis dalam kasus pembebasan Kemat?

perempuan said...

wong semarang kiy pancen joss.. tulisan e,
cobak dewi themis bukan patung yang ditutup matanya dy pasti dah melotot ke hakim

thevemo said...

Sama seeprti maling yam dan koruptor? Maling ayam sebelum dihukum di gebukin dulu, jika di liat dari nilai yang di curinya emang kecil di banding koruptor. Tapi perlakuannya sangat berbeda

casual cutie said...

hmmm tampaknua keadilan blm bs diterapkan. mentang-mentang artis, banyak uang, dan punya popularitas...Indonesia..oh Indonesiaku..

sapimoto said...

Mantep tenan analisanya tentang keadilan...
Mungkin kejadian ini hanya terjadi di negeri penggalan surga, seperti yang pernah ditulis oleh seorang blogger... ;)

Anang said...

bagi mereka hukum itu bisa dibeli kok

prihandoko said...

yuk kita semua memulai dari diri kita utk menghormati hukum dan peraturan. Pusing banget mikiri pelaksanaan hukum dan peraturan di negara ini. Maka sebaiknya kalau kita ingin negara ini punya hukum yang kuat, kita mulai dulu dari yang kecil.
Pertanyaan2 berikut ini menarik untuk diulas:
Apakah kebobrokan hukum negara ini juga berarti kebobrokan moral seluruh bangsa? atau hanya kebobrokan moral segelintir orang?

Ayo... siapa yang mau mulai menulis jawaban atas pertanyaan di atas?

the fachia said...

Ya Allah ini yang membuat Indonesia terus di jajah oleh kaum yang semenah-menah..

lha wong hukum aja gak tegas.. :(

Wirati Astiti said...

hukum Indonesia gitu looooo

Brillie said...

Hmmmm... percuma dong banyak orang yg kuliah hukum di negara kita?

suryaden said...

mumet ...mumet
- sambil mesam..mesem -

ugiQ said...

saya sependapat ama mas anang (hukum itu bisa dibeli). :)

Hukum di negara kita masih lemah... masih mata duitan... :D

ipanks said...

ck..ck..ck.. sampai segitunya ya peradilan di indonesia :D.ayo berantas sampai keakar2nya

si Dyah said...

Ini kunjungan balasan yaaa....sekalian nimbrung komentar,

Saya paling puyeng sekaligus malu kalau diskusi di kelas sampai ke topik hukum di Indonesia. Puyeng karena kebanyakan kasus yang sedang terjadi, malu karena kebanyakan kasus yang ada menunjukkan buruknya kondisi hukum di tanah air...ya spt contoh ini. Sedih... :(

Bukan gambaran yang baik bagi orang asing yaaa?

Mengenai Wirut said...

salut ama kupasane akang satu nih, yaaaa....sekarang kembalikan pada diri kita masing2, masih mau pegang komitmen untuk membuat negeri ini maju ato tidak, yang pasti kita mulai dari hal yang terkecil yang ada disekeliling kita. karena hal2 besar muncul efek dari hal yang kecil. Moral...Moral...Moral...keliatannya itu yang utama harus dibenahi kang....

enrichco said...

tapi kan setimpal mas? para penegak hukum itu kan yang paling susah perhitungannya di akhirat meskipun ia pemegang kekuasaan di dunia ini :)

Jenny Oetomo said...

Itulah tingkat keadilan di dunia Bro, Salam

shaleh said...

Itulah yang terjadi ketika uang menjadi hukum maka yang kaya bisa tertawa dan yang miskin hanya bisa menangis

cumie said...

para polisi itu juga merasa bahwa mereka adalah artis dan memiliki popularitas, lihat aja mereka dan pekerjaan mereka, bagaimana seorang polisi status sosialnya memang tidak jauh dari seorang artis, dimana - mana di hormatin, di puji, tapi ingat... gak selamanya jadi polisi, gak selamanya jadi artis, pas dah gk populer, pas sudah tidak bertugas, maka hukum alam menjemput perasaan menjemput hati nurani, dan penyesalan selalu dibelakang hohoho..

panjang aje gk nyambung lagi. wkwkkw
nasib nasib, si kemat yang malang...

mascayo said...

kenapa bisa begitu, tanyakan pada rumput yang bergoyang (*nambah ngga jelas commentnya)

gus said...

@Mascayo: Bagaimana kalau kita tanyakan pada nomer rekening pribadi pak jaksa yang sedang digoyang Kang? hehehe

Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 said...

akh... seandainya ngga ada kejahatan di dunia *mungkin ga ya* xixixii

Wisata Seo Sadau said...

Analisa yg bagus, inspiratif... sekarang sidang terus ntar ujung-nujungya dikeluarin tuh orang dari sel, Anehnya lagi job artis makin rame pasca keluar dari penjara :D

Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia said...

Muantab Sob

Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia said...

Keren Bro

Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia said...

Hetrik Comment

Post a Comment