About me

Blog

11 November 2011

Walmiki, Rahuvana Tattwa, Shinta, Rama, dan Political Branding

Saya sangat tergoda dengan tema besar dalam Novel Rahuvana Tattwa, yang seolah langsung menodong Walmiki dengan pertanyaan sejak awal halaman : "Benarkah Rama adalah seorang ksatria ? Kalau jawabannya ya, maka kenapa Rama membunuh Subali yang menjadi musuhnya dari belakang? (selayaknya perilaku tokoh licik saja).

Kenapa Rama (juga) menghukum buang Shinta ke hutan. Bahkan tetap dingin saja. Hati bagai batu, ketika Shinta yang sedang dalam kondisi kebatinan yang carut-marut, melakukan tindakan 'bunuh diri' dengan cara membiarkan tubuh kekasihnya itu ambles ditelan bumi (Hanya untuk membuktikan bahwa dirinya tak pernah selingkuh?")

Dan sebaliknya. Benarkah Rahwana yang menjadi lawan Rama adalah demon atau raksasa yang haus darah, keji, amoral, anarkhis dan licik? Padahal pada saat yang sama Walmiki -sang penulis buku Ramayana- mengakui bahwa kerajaan Rahwana adalah kerajaan yang tapal batas negaranya berbenteng tembok tinggi. Memiliki pemerintahan yang teratur dan memiliki tata kota yang rapi jali? Bahkan seluruh rakyatnya sangat mencintainya dan rela berkorban sampai titik darah penghabisan untuk membela raja yang dicintainya itu?

Apa yang dilakukan Walmiki dalam menggiring emosi kita agar memihak kepada Rama, sebenarnya sebangun dengan cara Columbus bercerita tentang heroisme armadanya saat ‘memerangi Indian yang barbar’. Atau cara Cook menuliskan ‘perang peradaban’ saat menghadapi ‘Aborigin yang primitif, haus darah dan anarkhis’.

*****

Penaklukan suku asli, melalui perang yang tak berimbang antara Rama dan Rahwana. Atau antara Colombus dan Indian, serta Cook dengan Aborigin bukanlah sesuatu yang salah. Apalagi dosa besar. Begitu kira-kira mindset yang hendak ditanamkan dalam pikiran kita. Sehingga yang nampak dalam ingatan kita hanyalah sebuah tagline besar: Si Rupawan Rama, Si Penemu Benua Amerika Colombus dan Si Pembebas Australia Cook adalah tokoh ‘si baik’ yang berturut-turut sedang memberantas kejahatan, keterbelakangan dan primitifisme. Jadi sah-sah saja bila dalam perjuangannya ‘si baik’ menghalalkan semua cara yang sejatinya kita haramkan, seperti:i merampas dan membakar rumah penduduk asli, memperjual-belikan tawanan, bahkan sangat sah pula bila tokoh kita tersebut melakukan genosida sekalipun.

*****

Sementara Rahwana yang sangat dicintai pengikutnya. Tahu etika diplomasi, karenanya tak sekalipun pernah menyentuh Shinta -walau hanya sekedar sentuhan tangan- padahal Shinta adalah tawanan perangnya. Bahkan sebaliknya, Rahwana menempatkan Sintha dalam tamansari, bukan kerangkeng penjara. Bandingkan dengan sikap Rama yang malah membuang Shinta ke hutan dan membiarkannya bunuh diri.

Lalu mengapa Rahwana justru digambarkan sebagai monster. Demikian juga dengan Indian Inka dan Aborigin. Para pemimpin suku bangsa yang hidup mengakar rumput. Selalu menjaga kelestarian ekosistem dan hidup harmoni justru kita cap sebagai ‘si buruk’ yang barbar .

Mengapa semua kejahatan yang dilakukan oleh ‘si baik’ kita anggap absah? Dan semua kebaikan yang dilakukan ‘ si buruk’ tak membuat kita adil bersikap? Karena tokoh ‘si baik’ telah menyihir kita dengan political branding alias politik jual citra. Sehingga kita ikhlas untuk menutup rapat akal sehat dan daya kritis kita.

*****

Kini, dengan mesin political branding yang sama, pemerintah mencoba menjadi tokoh ‘si baik’. Jika pikiran kritis yang kita miliki tak segera kita hidupkan. Maka bailout yang mengakibatkan negara kehilangan 6,7 triliun dalam Centurygate. Kasus Dana pemenangan pemilu partai penguasa. Kasus manipulasi dan penggerusan Uang Negara di beberapa departemen oleh Bendaharawan Partai Demokrat dan banyak lagi tersebut kita anggap bukan tindakan kriminal . Kongkalikong untuk membangun ‘hotel bintang lima’ di penjara adalah wajar. Keputusan membiarkan UMKM nasional terlantar di pasar bebas asia adalah keniscayaan. Dan perilaku bermewah-mewah dengan mobil dinas baru serta pesawat kepresidenan pribadi saat banyak musibah menimpa negeri adalah kemodernan.

*****

Oleh karena itu, politik pengalihan issue, alias menutup isu substansi berupa dekonstruksi kekuatan KPK dengan issue murahan, harus tetap dicermati. Agar KPK segera dapat menyeret siapapun yang terlibat dalam kongkalikong pembangkrutan secara negeri ini secara sistemik.

Karenanya, sekali lagi. Jangan berhenti bersikap kritis. Sebab bersikap kritis dan ‘beroposisi’ bukan berarti kita membela ‘si buruk’. Siapapun pelaku kejahatan, meskipun yang melakukan kejahatan tersebut adalah ‘si baik’ tetaplah sebuah kejahatan.

Kita sudah jenuh dengan politik jualan citra dalam political branding ala sinetron. Jangan mau lagi menjadi pengikut politik pejah-gesang. Pejah – gesang, mbelani ‘si baik’ dan memusuhi ‘si buruk’ tanpa reserve. Masak, kita mbelani rezim yang berbuat salah secara mati-matian layaknya ‘tokoh si baik’ dalam sinetron. Emangnya kita hidup di negara Sinetronesia dimana tetesan keringat dan cucuran darah pejuang kemerdekaan hanya adegan filem sahaja ?!

*****

ditulis Ulang di Rejondani, Sleman Yogyakarta


90 comments:

eeda said...

PERTAMAXXXXXX

(Tumben...)

eeda said...

Dari dulu gw emang ga pernah ngidolain pak karno tuh...Kapabilitasnya ga ada apa2nya kl dibandingin sama idola gw Tan Malaka!

Jenny Oetomo said...

Memang penulisan sejarah kadang dipengaruhi oleh si penulis, mau di bawah kemana tulisan tsb. dan mudah mudahan ada purifikasi sejarah indonesia, salam

mantan kyai said...

sejarah memang sering disesatkan. seperti sejarah keyakinan kita yang banyak menyimpang disana sini. selain upaya2 perusakan dari luar, kita juga tengah mengalami pembusukan dari dalam... oh agamaku. oh negaraku. oh sejarahku

[googleholic] said...

negara yg besar adlh negara yg menghargai dan menghormati jasa2 pahlawan pndahukunya,...

indungg said...

maaf salah ketik pendahukunya ==> pendahulunya.
salam.
terima kasih dan sukses bro

Blogger Addicter said...

makin lengkap pengetahuan saya baca tulisan kang gus ini..hmm salut buat suhu :)

JALOE said...

waduh suhu.. top markotop tulisannya, memang sudah saatnya kita sebagai bangsa harus menerima bahwa Safrudin Prawiranegara salah satu mantan presiden kita..

supaya bangsa kita terlepas dari kutukan :D

Erik said...

Begitulah Gus... seorang penulis... bisa sangat mempengaruh opini orang. Akhrnya pandangan masyarakat dapat mengikuti berita/tulisan tersebut

tukang sapu radio said...

No commnet gak ngerti sejarah secara detail. Mending ikut baca aja agar tambah pengetahuan. Salut... kupasan yang meyakinkan.

Kristina Dian Safitry said...

satu yang menganjal di benak saya nih,setelah membaca "ramayana"-"Sukarno Hatta".
kenapa Syafrudin Prawiranegara bisa menjabat atau merangkap empat posisi sekaligus?tidak ada orang lain lagikah pada saat itu? btw, kasihan sekali di masa taunya malah mendapat perlakuan diskriminatif yang dilakukan suharto.

khafi said...

wah.. tulisannya keren euiy...

keep posting ya ... :D

mascayo said...

membaca tulisan ini sepertinya sejarahpun harus dibentuk komisi khusus seperti kpk memberantas korupsi, apa yaa? KPS mungkin , " Komisi Penegak Sejarah", bagaimana kang?

nita said...

sejarah kerap ditulis sesuai dg selera penguasa pd saat itu. cerita suharto yg ditulis pd jaman orba tentu berbeda banget kalo ditulis pd jaman reformasi

setuju dg mascayo, sepertinya perlu dibentuk 'komisi pelurusan sejarah' sebab tak sedikit jalan peristiwa di negara ini dibengkokkan sana sini...menjerumuskan dan jadi info yg ndak sehat bagi generasi muda:)

astrid savitri said...

Sy pernah baca opini bhw seharusnya Syafrudin Prawiranegara ditulis dlm sejarah sbg salah satu presiden Indonesia, meski banyak yg mengamini, nyatanya dari pemerintahan Soekarno sampai SBY ia belum pernah disejajarkan.

gus said...

@mba astrid: saya tahu, malah ibu tien suharto mendapat gelar kepahlawaannya 66 bulan setelah dikuburkan di wonogiri...

gus said...

@kristina Dian Safitri:
Sistem Kabinet Parlementer memungkinkan seseorang berkali2 menjadi menteri dalam waktu singkat bila partai oposisi memakzulkan kabinet berkuasa.

Sementara untuk rangkap jabatan ketika Agresi militer Belanda ke-2 karena kondisi kedaruratan.
sekedar tahu. Republik Idonesia setelah perjanjian renville hanya menyangkut Jawa sebagian. Lainnya (pasundan, sumatra, dll) adalah negara tersendiri.

gus said...

@mascayo: Usulan menarik. bgaimana kalau ditindaklanjuti opininya di tingkat blogger dulu?

gus said...

@maskyai: seandaianya kita bisa memilih kita dilahirkan dinegara mana...p[asti kita tak akan memilih dinegeri yang seperti ini

Bunda Rierie said...

kasihan anak cucu kita ya, sejarah aja bisa berubah-berubah sesuai mood yang berkuasa, gimana nasib mereka hidup di negara ini ya? (*menerawang On mode*)

cahpesisiran said...

"Beginilah sebuah negeri yang menjadikan Politik Sebagai Panglima"
"Sejarah selalu ditulis secara narsis"

Keren postingannya suhu!

btw, saya kok pernah baca (di buku yg diterbitkan olh salah satu media nasional) kalo syafrudin itu digambarkan sebagai orang yang tidak konsisten, tp seperti bunglon yg menjadikan "kepentingan" sebagai panglima.
sejarah memang benar2 ditulis dg narsis kali ya bang?!!

cebong ipiet said...

tergantung

tergantung yang nulis, tergantung kepentingan, tergantung tendensi, tergantung keadaan, tergantung selera.

seperti hal nya saya yang bukan pelaku sejarah, membaca kisah kisah sejarah dan kupasan seperti ini, tentu saja, a o a o

ndak bisa sepenuhnya percaya.

Bener bener basa jurnalistik ya mas, bagus.

belly wijaya said...

Sukarno buat kita adalah pahlawan, tapi buat org Belanda, Ia adalah pemberontak. Imam Samudera buat kita adalah teroris, tapi bagi pengikutnya, Ia seorang revolusioner besar.

Jadi 'sejarah' ya bener kata cebong ipiet...
..tergantung.. :)

very very nice posting, mas! salut!

uNieQ said...

cc jadi malu.. ga tau sejarah..baru disini cc tau klo ada pahlawan bernama Syafrudin Prawiranegara... ya ampun..maafkan ketidaktahuan cc..

thx y kang gus..

Duan said...

sejarah yang disesatkan pada akhirnya pasti terbongkar,..dan kebenaran tetaplah kebenaran dan akan muncul seiring dengan waktu,...! heheheh:)

gus said...

@Belly Wijaya: Rasanya premis yang mas pake untuk mempersepsi pahlawan atau bukan kurang tepat deh. Memasukkan premis berupa persepsi pihak Belanda jelas akan menghasilkan kesimpulan yang berbahaya.

Karena kita sedang membicarakan sejarah bagi bangsa sendiri. Versi dirinya sendiri. suwun

gus said...

@Cebong ipiet: yang saya tulis pada alenia terakhir adalah hasil pengayaan kembali sejarah oleh sejarawan LIPI dan akademisi yang di publish di salah satu TV beberapa pekan lalu. Dokumentasi pidato, file tertulis, dokumentasi suara dan lain2 masih terpelihara ontentifikasinya.

Tergantung siapa penulisnya? Ini cara pandang relativisme yang berujung pada fatalistik.

Jika semua fakta terotentifikasi. sumber-sumber pelaku sejarah yang masih hidup terkonfirmasi. Dan kesimpulan akademis dimana uji teks dan konteks telah dilakukan. kritik fakta dan sumber fakta juga telah dilakukan. saya rasa sebuah sejarah layak untuk dipercaya.

Jangan-jangan fakta empiris dan dokumentasi Buhari yang mengilhami metode pencatatan sejarah modern menjadi relatif di hadapan mbak Ipiet?

Jonbetta said...

Kalau menurut saya memang perlu pengayaan lebih lanjut lagi misal dengan negara2 ex penjajah yang konon banyak menyimpan sejarah Negara kita... sehingga bukti2 kongkrit itulah yang tidak akan merubah arti sejarah itu sendiri

kRucIaL said...

waduh berat ini, waktu pelajaran sejarah aku tidur e mas?
tp memang benar juga yah, selama ini ceita sejarah selalu dimonopoli orang2 yang berkuasa aj dan rakyat cuman ditipu!
gt yah mas? klo salah maap yah ^^

goresan pena said...

uhhh...satu lagi bukti kan, history written by the winning general...

oya pak, jadi inget nih...tanggal 2 nopember ntar akan diadakan haul besar untuk mendoakan almarhum Panglima Sudirman di bilangan ngaglik, di depan rumah Bugiakso, kalau tak salah..
(mungkin sudah tahu yah...) hehe, for sharing aja...

oya pak, tolong sampaikan salam buat eeda(yang koment paling atas) untuk kecintaannya pada Pacar Merahnya Indonesia; tan malaka...

salam

arielz said...

what a post *standing ovation*
tulisan suhu gus memang selalu mantap,
sejarah memang penuh dengan kepentingan2 penulisnya, bahkan setelah melalui uji empiris berkali2, nanti di kemudian hari akan selalu ada fakta2 baru yg mematahkan argumentasi sejarah sebelumnya, mmm jd binun

bc said...

".....Memikirkan dirinya sendiri mereka berdua saja tidak sempat."

Trenyuh rasanya bila membaca kalimat ini, mari sebagai generasi penerus kita tanamkan kepribadian beliau di hati kita, kita kenang jasa beliau agar kita tidak dicap sebagai generasi yang "Bobok Manis" saja.

Nb.
Untuk download template, sudah saya cek bisa kok lewat Ziddu.

ipanks said...

ini pelajaran sejarah ni.jd inget dulu wkt smp sering tidur dikelas waktu dikasih penjelasan.

ugiQ said...

wow...disini ada pelajaran sejarah to.... baca dulu ah.... :) :)

wirati said...

terus kalau sejarah G 30 s/PKI itu gimana yah.....
terus masalah ada yg mengaku supriyadi itu gimana juga Gus???
Sebenarnya gmn sih sejarah Indonesia, sering berubah sesuai dgn perubahan pimpinan. he..he..he. kayak buku pelajaran dong, tiap menteri pendidikan berubah berubah juga bukunya.
He.hehe muridnya jadi puyeng... belajar sejarah, karena selalu berubah tiap saat.
Terus apa dong yg msti dipelajari dari sejarah>?? karena sejarah pun dibuat manusia itu sendiri.....
Bingung???????????

richard said...

SEJARAH versi Indonesia nampak bermakna SEnangnya menJARAH.

Saya pikir, Opa Sudirman & Opa Prawiranegara bukan tak memikirkan dirinya sendiri, namun tak punya bakat menjarah.

JALOE said...

oh iya suhu kalau ngga salah tokoh ini pernah di perjuangkan juga namanya oleh alm M. Natsir dan DDII..

gus said...

@Kang Richards: Hahaha...saya stuju kang...

gus said...

@Suhu Jaloe: Kabarnya Sekarang FPKS juga sedang mengumpulkan data untuk pengusulan kepahlawanan Natsir dan Syaf Kang...

norjik said...

sejarah G30S PKI yg dalam format film trus di puter di smua stasiun tv ketika masa saya SD bahkan SMA mana ya ?
Pelajaran PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa) waktu saya masih SD ternyata salah smua :d he..3x untung dulu nilai SEJARAH waktu SD cmn dapet Jelek. Kasihan yg dpt nilai tinggi-tinggi gk taunya "Sejarah yg di puterbalik kan" :d hik's..

Salam Kang

iwan said...

ini lah negeri kita "negeri ngeri"
salam kenal mas

Panda said...

banyak versi juga yah pak, itulah sejarah di Indonesia. suka2 penulis :)

abiyasa dan fathimatulazizah said...

mas..buat buku aja... :) ditunggu postingan selanjutnya..

Ivana said...

salut soal paparannya mengenai rama dan rahwana...soal sejarah, yah, apa boleh buat? G30S PKI aja bisa dimanipulasi...

timur matahari said...

aku menemukan kepingan sejarah penting disini
salam

Oeoes said...

walah sejarah kita banyak yang palsu ya, atau malah palsu semua, gak berguna donk balajar sejarah pas SD dulu kalau diragukan kebenarannya, hiks Indonesia....indonesia

wennyaulia said...

wah nice post :)

itu juga pertanyaan yang muncul di benak saya saat menyaksikan sendratari ramayana
kok lakonnya malah 'jahat' ya :D

dan lagi...jaman sekarang hitam dan putih bisa ketuker-tuker :P

anita mui said...

Dulu P.karno nyerah kpd belanda tp knp sampai skrg namanya seperti masih mewangi disanjung2 byk org...
sedang pahlawan kita yg lain yg memperjuangkan indo sampai titik darah penghabisan seperti memudar...
apakan org2 negri kita memang kurang bisa menghargai perjuangan org lain??
Knp negri yg kaya hasil bumi ini penuh dgn kebusukan???
entahlah......

jurnal pemuda indonesia said...

saya tambah wawasan masalah sejarah disini...

sejarah indonesia itu ....

"tergantung pesanan"......

salam bang GUS

edratna said...

Kita tidak bisa memandang dari satu sisi saja, sebagaimana kasus Rama...mengapa dia mesti merelakan Sinta membakar diri? Agar rakyat menguji kesetiaan Sinta, dan tak ada bisik2 lagi.
Tapi di satu sisi, orang lain melihatnya kok Rama tega melakukan perintah seperti itu?

Justru disinilah, setiap orang mempunyai argumen sendiri-sendiri..sebagaimana halnya melihat bung Karno.

Chika said...

Wah jadi ngerti skrg

chodirin said...

sejarah kan tergantung siapa yg berkuasa.
dia mampu membalikkan yang hitam jadi putih, yg putih jati hitam, semudah membalikkan telapak tangan.

gus said...

@Ibu Endratna:
Saya setuju bahwa argumentasi orang akan berbeda. Tetapi justrus dr sinilah kita memulai penguatannya. Argumentasi siapa yang yang didukung oleh uji fakta dan uji sumber fakta.

Bisa dibayangkan bagaimana kontroversialnya fakta sejarah yang diungkap oleh buku bioagrafi Ibnu Sutowo tentang pertamina. Karena banyak penghilangan fakta disana-sini tentang maipulasi aset pertamina. Kita baru mendapat konfirmasinya setelah LB Murdani mengajukan penuntutan kasus pertamina di penadilan Singapura. Meski sayangnya hanya menyentuh bawahan Sutowo.

Jadi? sangat ceroboh bila kita menyerahkan argumentasinya ke akar rumput begitu saja. terlebih bila ternyata figuritas tokoh tersebut sedang diperlukan sebagai mesin politik sebuah partai.

karenanya saya memilh untuk mengintrodusir segera dibentuk ad hoc tentang penulisan ulang sejarah..

Cerita Petualangan said...

Emang kadang kita di bikin bingung oleh sesuatu yang di sebut sejarah.

alat hemat bbm said...

kalau aku cukup berbangga dengan pak dirman / jendral sudirman

Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 said...

sejarah itu lama-lama cuma jadi dongen aja kali yak heuheuehueh

Laptop Bekas said...

kita memang jangan sampai melupakan sejarah, walau memang terkadang ada sejarah yg masih simpang siur

Fun For Toddler said...

Beginilah bangsa yg sering melupakan sejarah yg benar. Kualat terus yg kena dampak ya rakyatnya sengsara tiada henti

Wisata SEO Sadau said...

"bukan rahasia bila penguasa pun bisa..merubah sejarah dan memutarbalikkan fakta" -Dewa 19-

Toguzz said...

Sejarah bisa diubahubah ya..

Budiman said...

Thanks untuk sharing sejarahnya.

Belajar SEO Para Pemula said...

sejarah yang aneh memang..

stop dreaming start action said...

Sejarah menarik

business said...

salam kenal mas

blognya unik. pertama tama tampilanya membingungkan
tapi asi kok

nita said...

wah info yang menarik...
keep posting sob....

Stop Dreaming Start Action said...

Terimakasih artikelnya sangat membantu bagi semua pembaca, semoga bermanfaat
Salam Action

Bisnis Internet Marketing

Stop Dreaming Start Action said...

Informasi yang menarik adalah informasi yang membuat pembacanya mendapatkan manfaat darinya.
Semoga informasi anda menjadi salah satunya.

Stop Dreaming Start Action said...

seandainya sekarang indonesia memiliki 2 pejuang seperti itu...
tentu indonesia bakal lbh baik sekrang...
tp sayang, yang ada saat ini adalah pejabat yang hanya memikirkan kepentingan pribadi semata...

vietnamet said...

Yang jelas banyak hal yang bisa di contoh, untuk diterapkan di saat kondisi negara kita yang kurang akan tauladan pemimpin seperti beliau-beliau

Mengembalikan Jati Diri Bangsa said...

Sukarno memilih menyerah. Sudirman bergerilya. Prawiranegara menyelamatkan pemerintahan.
Jadi yang sesungguhnya pahlawan itu hanya dua orang yang disebutkan terakhir ini ya Gus??
Sejarah bangsa kita memang tlah dipolitisasi untuk kepentingan orde baru...
mari kita mengembalikan lagi jati diti bangsa Indonesia.. *Terkesan klise, namun itulah yang harus kita perbuat* Salam Gus

Kerja Keras Adalah Energi Kita said...

Jadi tambah wawasan nih tentang sejarah ...
Salam bang GUS ...

Bisnis Online said...

salam kenal..,

rada telat mampirnya,
artikel menarik bang.. ^_^

Cryptomonadales said...

baru tau saya mas kalau Rama membunuh musuhnya dari belakang, wah nggak kesatria banget sifatnya..ck ck

Dev | Kerja Keras Adalah Energi Kita said...

mampir mas gus,
apa jadinya ya generasi muda mendatang dengan sejarah yang makin kesini makin jauh dari kebenaran :)

labecan said...

benar
generasi muda ibarat pedang yang harus diasah untuk siap tempur

Hidup Untuk Berbagi said...

nice info....keep posting

Baju said...

Sejarah itu memang selalu menarik untuk di ketahui......

tukar link belajaraninternet said...

sejarah memang selalu menarik bila dibahas. tapi kadang, kenapa banyak orang sering menyalahkan sejarah?
kita ada. karna sejarah

Bekasi Peduli AIDS said...

Tiap penulis pasti memberikan cerita yang berbeda-beda apabila menuliskan tentang suatu sejarah.

mm..maksudnya, maknanya tetap sama, namun 'cara' membawakannya itu yg beda.

pokoknya gitulah kang, hehe

newbi said...

guru sejarah ya pak
eheeheh

nada said...

thanks sharingny abang

antivirus said...

Tulisan di artikel ini benar2 membuka wawasan yang baru buat saya...memang suatu hal selalu dapat dilihat dari berbagai sisi...disatu sisi, mungkin bisa dianggap jelek, tp belum tentu di sisi lain juga dianggap jelek

freetemauntukhp said...

Wah...Artikelnya bagus amat mas

Rumah said...

suka banget dengan sejarah..makasih ya jadi bertambah lagi pengetahuannnya

nowGoogle.com adalah Multiple Search Engine Popular said...

Sangat bagus artikelnya sobat, thanks

Astaga.com lifestyle on the net said...

hmm salut buat suhu

Trick internet gratis telkomsel said...

ane masih newbe sejarah-sejarahan
hehee
tapi mantaplah

SETTING GPRS MANUAL said...

sejarah emang menyenangkan
tapi lebih parah klo banyak yg di tambah2in

salam kenal sob
blogwalking ya
Trick Internet Gratis 3 Di OperaMini
http://senar6.blogspot.com

Agus@ kayu jabon said...

mampir nich...
menarik sekali blog anda dan saya menyukainya..
salam....

ayam kampus said...

mantab templatenya mas,,,pakek intip - intip ni bacanya...he he

Post a Comment