
Baru saja mereka menyelonjorkan kaki. Rehat. Melepas lelah di rumah sederhana yang terletakkan di kawasan Demak, yang (dulu) berbatasan dengan wilayah Semarang Bagian Timur. Maklum. Mereka baru selesai melakukan penyerbuan markas besar Belanda di Jawa Tengah yang ada di seputar Tugumuda Semarang.
*****
Bayangkanlah bagaimana mereka pamit ke orang tuanya, selepas sholat 'Iedul fitri di kampung halaman mereka masing-masing. Mereka pamitan bukan untuk mencari pekerjaan atau untuk tujuan menutut ilmu yang lebih tinggi, layaknya kita saat muda. Melainkan untuk longmarch melewati pegunungan dan belantara.
Bayangkanlah pula rasa pedih menyayat keluarga mereka begitu tahu, bahwa tanggal 11 muharam, atau 3 bulan kemudian. Tentara Nica yang membawa pesawat jenis capung dari arah gudang British American Tobbaca (BAT) Pengampon Semarang mengepung rumah singgah mereka. Dan saksikan ketika rumah itu di bombardir dari arah utara dan selatan sekaligus. Muntahan peluru yang berasal dari mitraliur,takindato, dan lemparan granat artileri.
*****
Kabar berikutnya. 74 dari 75 orang muda itu mati. Mati demi yang dianggapnya akan membuat generasi sesudahnya tak lagi hidup tertindas. Mati untuk membuat orang muda seusia mereka kelak bisa sekolah sampai perguruan Tinggi. Karena sekolah tak lagi dimonopoli oleh anak ambtenaar saja.
Ya. Mereka mati demi satu tuah kata saja. Yaitu kata: Merdeka. Kata yang tanpa sadar menjadikan mereka cuma memiliki satu pilihan. Tak ada yang lain. Selain pilihan melawan saat pengepungan tersebut.
*****
Bayangkan kita saat itu melihat urutan kejadiannya. Agar kita tahu bagaimana jenasah 74 anak muda itu dikubur dalam satu lubang sempit: Dengan cara digelontorkan begitu saja, selayaknya membuang sampah di lubang pembuangan. (Tapi akan lebih menyakitkan lagi kalau keluarga mereka tahu bahwa ditempat dimana sekelompok anak muda telah menyelamatkan republik ini, tak lagi terurus. Hanya penanda kecil di ujung jalan. Yang menunjukkan bahwa di lokasi peristiwa pembantaian tersebut terdapat makam para syuhada).
*****
Saya jadi teringat Sidik dan Haryono. Dua orang muda yang mengawal Sudirman saat mendebat Petinggi militer Nica di lobby Hotel Yamato Surabaya. Perkelahian yang mengakibatkan Haryono Babak Belur dikeroyok serdadu Nica. Sedangkan Sidik tewas. Karena memilih menjadi benteng hidup saat pistol Ploegman menyalak dan mengarah ke Sudirman.
Juga teringat kisah tentang orang-orang yang sambil bersembunyi mendengarkan pidato Bung Tomo sepulang dari Tebuireng, Jombang. Beberapa saat setelah mendapat terusan Resolusi Jihad yang dideklarasikan KH Hasyim Asy'ari dkk tanggal 22 Oktober 1945.
Lalu hampir serentak mereka melawan. Dengan apa mereka melawan? Dengan apa saja yang mereka yakini bisa dipakai untuk melawan. Termasuk dengan bilah bambu yang diruncingkan
Lalu apa yang bisa dilakukan sekelompok manusia penakut melawan Brigade tempur veteran perang dunia? Begitu ucapan Van Mook kepada Van Der Plas waktu itu. Tetapi sejarah berkata lain. Van Mook terpaksa menelan perkataannya sendiri. Karena dalam pertempuran yang kemudian dikenal sebagai pertempuran 10 Nopember tersebut, gerombolan orang yang dianggap penakut dan tak bisa berbuat apa-apa itu justru memaksanya mengemis bantuan Churchil yang sedang beristirahat di Chequers, pinggiran kota London.
Churchil menyanggupi. Bantuan Inggris datang. Mayjend Mallaby dikirim, untuk memimpin Divisi V yang dikenal dengan sebutan Fighting Cock. Divisi yang terkenal berjaya di banyak medan pertempuran selam PD II. Juga dikirimkan Brigjend Brigjen Robert Guy Loder Symonds yang memimpin pengintaian udara dari Royal Air Force. Tapi justru disinilah terletak nahasnya. Inggris yang tak pernah kehilangan jenderalnya selama PD tersebut dipermalukan. Mallaby tewas terpanggang bersamai mobil Buicknya. Sedangkan Symonds terbakar bersama pesawatnya karena tembakan dari mitraliyur peninggalan pasukan Jepang.
Apakah arek-arek suroboyo menang mudah? tidak. perang tersebut harus dibayar dengan banyak nyawa. Aliran sungai jembatan merah yang melintasi tengah kota adalah salah satu saksi derasnya darah pengorbanan mereka. Mirip dengan erahnya Sungai Poiters di Eropa Barat. Saat Abdurrahman al Ghafiki, melakukan perlawanan terhadap dominasi Raja-raja Eropa yang terobsesi dengan perang agama. Saking banyaknya korban yang harus bergelimangan, aliran sungai menjadi merah karenanya. Sungai yang kemudian dijuluki "Balaad asy Syuhada" atau kampung genangan darah pahlawan oleh sejarawan.
****
Sekarang. Puluhan tahun setelah penguburan massal dalam satu lubang 74 orang muda tersebut. Saya yang ditemani seorang karib wartawan perempuan, dan seorang kawan sesama pendiri pesantren Tahfidzul Qur'an (penghafal al qur'an) di bilangan Pedurungan Semarang, hanya termangu.
Terangnya jalanan kota Semarang di malam hari yang saya lintasi saat pulang usai menengok makam tersebut. Tak lagi mampu mencegah buramnya pikiran. Mata saya tak lagi berkonsentrasi pada jalan raya yang saya lewati. Apalagi saat berhenti sejenak melihat sebuah bangunan tak terurus. Bangunan dimana Tan Malaka bersama orang-orang muda Semarang yang tergabung dalam Syarikat Islam pertama kali mendidik anak-anak miskin secara gratis. Jauh sebelum tahun kemerdekaan.
****
Hanya teriakan anak-anak kecil berebut takjil gratis dengan kawan sebayanya di pinggir trotoar yang membubarkan lamunan. Duh. Di negeri yang dibangun oleh belulang orang-orang yang tak pernah berharap imbalan. Di negeri yang entitas kebangsaannya dibangun oleh cucuran merah darah dan pengorbanan nyawa anak-muda terbaiknya. Orang-orang yang menyetorkan nyawanya begitu saja, layaknya jika kita sedang menyetorkan uang tabungan pada kasir sebuah bank. Orang-orang yang tak pernah berharap setoran nyawanya kembali. Apalagi berbunga dan beranak pinak.
Ya, di negeri yang konon sangat kaya. Di mana pemerintahannya dipimpin bangsa sendiri. Ternyata masih banyak terdapat anak-anak kecil yang berebut makanan berbuka gratis. Apalagi episodenya secara telanjang terjadi di tempat yang hanya berjarak ratusan meter dari Kantor Pemerintahan yang sedang mencanangkan diri sebagai kota lumbung pangan dan sekolah gratis.
*****
Perasaan yang tak terdefinisikan meluncur deras begitu saja. Kali ini tak lagi bisa saya cegah. Hanya jari saya yang berusaha mengusap tetasan kecil air yang keluar dari bagian dalam mata.
Ah, seandainya perasaan yang sama juga dimiliki penasehat sebuah partai penguasa yang selalu mengkampanyekan diri paling peduli dengan masalah kemiskinan. Atau seandainya pemimpin Desk Ekonomi yang duduk manis di gedung beton kekuasaan moneter juga mengalami seperti yang sedang saya alami.
Tentu kita tak akan sesering ini menjumpai anak-anak berebut makanan gratis. Atau menjumpai banyak pengangguran. Juga banyak kekumuhan rumah kardus. serta banyak kenestapaan. Karena kemajuan ekonomi tak melulu soal mengatasi inflasi, deflasi atau soal mengerek tinggi-tinggi pertumbuhan angka statisktika. Tapi juga soal realitas kehidupan.
Sepertinya yang dikatakan Creon dalam Antigone tulisan Shopokles itu benar, bahwa uang
telah berhasil mengajari kita untuk hidup sebagai bajingan. Sehingga ketulusan tak lagi menjadi bagian penting dalam kehidupan berkebangsaan kita. Atau jangan-jangan, dalam berkeyakinan, beragama, bahkan termasuk dalam urusan berpuasa yang berurusan dengan Tuhan pun kita bersikap seperti para makelar.
Kutulis Ulang di Trotoar Simpang Lima
malam ke-20 Ramadlan 1433
92 comments:
p
e
r
t
a
m
a
x
x
x
!
!
!
negeri yg penuh dg ironi.
btw, tulisan2nya enak dibaca. bener2 sastrawan paten mas gus ini.
Bener2 sebuah perenungan yang sangat dalam...
Duh...kok malah nangis disini setelah baca...
jadi malu *sambil ngusap air mata*
================================
hwebat bener, tulisan yang dalam dan rapih gitu gak ada salah satu katapun yang salah tulis...cuma ada tanda titik dan tanda koma yang lupa gak di spasi...
pahlawan tanpa tanda jasa...
artikel yang dalamtentang hakiki seorang manusia
Begitulah negeri ini, penuh dengan 1001 masalah yang disebabkan ketidakmampuan pimpinan untuk menjaga amanah (baik tingkat kecil s/d besar), semoga ke depan ada secercah sinar sebagai pelita, Salam
(1 orang berhasil menyelinap dan menyelamatkan dokumen pertahanan) <---- kalo boleh tahu siapa beliau ini kang? Bagaimana nasib perjuangan beliu sekarang?
For Kang Ketut: seorang tersebut bernama H mustofa. dokumen tulisannya sudah dibukukan. saya menggunakan istilah dibukukan. bukan diterbitkan. Beliau meninggal sektar 4 bulan yang lalu. Semasa tokoh tersebut masih sehat, sering dilakukan upacara bendera oleh para veteran. kemudian malamnya dilanjutkan dengan acara khaul. sejenis dzikir massal.
40 jenasah yang sempat dikenali saat penggalian ulang telah dipindahkan ke Makam pahlawan Girilaya Semarang. Sisanya tak terkenali lagi identitasnya. suwun,Kang.
Penanda disitu terdapat makam pahlawan, dibuat oleh sekelompok mahasiswa IAIN Walisongo beberapa tahun lalu. Saat mereka sedang KKN di wilayah tersebut.
wah suhu ini semakin hebat saja tulisannya.. jadi tambah lagi satu penulis handal di benak saya.. salah satunya Gus ini..
Bukan bermaksud ghulu namun tulisan suhu hampir mendekati level perfect dimata saya
dalem bangettt...
setiap kali mampir ke sini saya selalu merasa mendapat banyak hal baru. postingannya sarat info dan perenungan tapi ga ngebosenin bacanya. thanks for sharing...
Terhenyak saya dan kembali berputar mencoba memahami isi postingan di atas ,walau butuh waktu lumayan lama namun begitu banyak makna yang tersirat dari tulisan di atas.
Terima kasih ,dan kenankan saya belajar di sini
Salam Kenal dan Terima kasih
Selamat berpuasa
Subhanallah.. Kemana perginya hati nurani..
om gus saya jadi terharu setelah membaca artikel ini... jadi untuk tidak mensia-siakan hasil kemerdekaan ini yang telah di peroleh dengan nyawa. darah, dan keringat pemuda masa dahulu..... semoga Amal dan ibadah para pejuang di terima di sisi-Nya. Amiien ya Allah....
Udah ga tau deh mau bilang apa coz udah lengkap bangeet neh tulisan..cuman mau bilang sukses terus deh mas..hehehe.
dalem gus ...
kok aku telat ya kang komentarnya, mantap kang untuk dijadikan renungan kita bersama, memang ironis negeri kita ini, ya mungkin lagu koesplus udah gak berlaku lagi di negeri kita ini.
andai saja nantinya muncul sosok pemimpin yang sesuai dengan keinginan kang gus termasuk saya dan blogger semuanya, tapi kapan ya...?
andai saja entah itu kapan....................
Thanks banget buat ulasannya yg panjang ....
good artikel.... saya jadi terdiam saat membacanya.... mudah2an hati nurani masih dimiliki semua orang, tak terhalangi oleh tembok2 keangkuhan dan kekuasaan...
dalem banget.. gus, memang kadang di hidup ini kita mesti berkaca dari ironi :(
Wah..terus terang..terang terus kang..http://i270.photobucket.com/albums/jj94/baiduvids/Ico4U/blacy_a/bad_smile.gif..saya baru tahu peristiwa yang kang gus tulis itu..makin lama tulisan kang gus bener2 bikin serasa ikut mengalami kejadian itu..mantep postnya kang..saya mau off blogging doloe nie kang..sebokk banget sama kerjaan..ga sempet ngurus blog beberapa hari ini..*lah kok curhat disini*..xexexexe..mau bls komentar teman-teman saja dulu..lagi indak konser..ehhh konsen kang..http://i270.photobucket.com/albums/jj94/baiduvids/Ico4U/blacy_a/beaten.gif
lanjut kang..hehehe..semoga aja ada pemimpin di negeri ini yg mempunyai hati nurani dan perduli..[tapi dari dalem hati kang..http://i270.photobucket.com/albums/jj94/baiduvids/Ico4U/blacy_a/grimace.gif..bukan karena tuntutan]klo dengan tuntutan biasanya setengah2..klo dari hati kan ga bisa..karena sudah ada komitmen..http://i270.photobucket.com/albums/jj94/baiduvids/Ico4U/blacy_a/haha.gif..ga nyambung dah..http://i270.photobucket.com/albums/jj94/baiduvids/Ico4U/blacy_a/victory.gif
ada ga yah pemimpin yg perduli dengan keadaan rakyat yang sesungguhnya?semoga saja ada yah kang..biarpun peluang itu kecil..tapi hrs tetap optimis..
oiya kang..maaf yee klo telat komentarnya nie..http://i270.photobucket.com/albums/jj94/baiduvids/Ico4U/blacy_a/bad_smile.gif..kan kang gus tau klo saya plng sring telat komentar..maaf isi ikon nie kang..lagi suntuk kang..pisss http://i270.photobucket.com/albums/jj94/baiduvids/Ico4U/blacy_a/victory.gif
cerita sangat menarik sekali gus
No wonder bangsa kita ga bisa jadi besar karena kita tak pernah give a damn sama jasa para pahlawan. Pemimpin2 kita juga ga menberikan contoh yg baik. Terkait makam Syuhada tsb, denger2 sih waktu sukawi sutarip nyalon wali kota yang kedua, dia buat kontrak politik ama warga kl kepilih mau ndandani makam tsb. Tp stlh kepilih, sukawi (pura2) lupa. Warga sampe 4 kali ngusulin proposal tp dibilang suruh ngantri. En hasilnya, waktu si sukawi nyalon gubernur, ga ada 1 wargapun yg nyoblos dia.
Mensos RI kita juga ga jauh beda blundernya. Wong cm njalanin tes DNA buat membuktikan dugaan jasad Tan Malaka aja ga mau. Gimana kl jasad yang di Kediri itu bener2 Tan Malaka? Dosa besar kita sebagai anak bangsa karena ga menghormati pahlawannya dan ga mau ngopeni jasad pahlawannya.
Pantes bangsa kita konflik melulu. Sama yang masih idup aja pada saling ga ngajeni, apalagi sama yang sudah meninggal.
adakah kita akan sempat menikmati negeri ini dipimpin oleh orang-orang berhati nurani yang tak peduli pada gelimang harta dan kekuasaan gus?
Semoga. Amin
pemimpin yang cinta dunia, apa yg bisa diharapkan? palagi mereka tak bercermin dari pejuang yang mengorbankan jiwa raganya, susah..cinta dunia + tak tau maluu :)
harusnya para pejabat dicekokin ama pendidikan moral ama sejarah.
aku (yg katanya asli smg) baru tahu ttg adanya sejarah diatas duh...malow nya. Makasih tambahan penetahuannya ya.
tak perlu b'harap bnyk dr siapapun trmsk pemimpin kt..kita mulai aj dr diri kt sndri, apa yg dah kt korbankan dan kt prsembahkan unt negeri trcinta ni ??? jgn lp bhw setitik saja prbuatan baik yg kt lakukan akan bs merobah paradigma baru bangsa ni, ke arah positif tentunya..jd, tnggu apa lagi ???! salam, thx dah mampir yak, sering2 hehehe..
masih ada gak sih partai yang benar-benar mengutamakan wong cilik ???
awal membaca, saya merasa seperti sedang nonton film perang... terakhir-akhir, aaah perangnya belum berakhir ya?
hmmmm.. sepertinya memang kita ini belum merdeka Pak...
makin mantep tulisane gus...
tentang partai di indonesia yg benar2 memperhatikan wong cilik..? yang ada kok setau aku hanya yg memperhatikan wong gede dan duit gede....
Mungkin pemimpin yang baru sedang berupaya untuk menciptakan negeri ini menjadi kaya dan makmur seperti dulu. Tapi sayang, pemimpin yang baru negara ini sudah memiliki harta warisan yang sangat berharga. yaitu hutang2 yang melimpah.
hmm ... artikel yang menarik .....
Lam kenal yach ...
Thanks dah mampir ... :)
hiks..hiks...daku dijadikan barang komoditas negara,hu..hu...pengen nangis deh gw...kenapa aku tak dilahirkan ketika bung karno maseh idup.kenapa?
asyik nih bacaan nya mas, bakal sering absen disini nih
tapi susah juga mas, karena faktanya kebanyakan dari kita sudah masuk dalam perangkap. salah satu contoh terdekatnya, ya berharap rupiah melemah dan dollar menguat. why? ya supaya hasil adsense dan sejenisnya itu bernilai tinggi. orang betawi kata: "kompliketit".
Memang harus nyundut semangat eksplorasi atas SDM-SDA nan kaya ini. Ya seperti 75 orang muda tersebut. Dan itu bisa digalakkan di dunia distro, dimana major label nggak bisa banyak cing-cong terhadap market kita. Dan harapan saya, distro itu bukan hanya untuk clothing, music, film, dan software saja, namun semua bidang yang perlu dieksplorasi negri ini demi memaksimalkan kemerdekaan.
Ya, semoga indie label bisa marak di negri ini. Namun, kemarin petani penemu bibit jagung unggulan yang indie label disomasi major label, lalu dipenjarakan. Namun bibit padi major label yang katanya varietas unggul nyatanya dudul mak di kipe dan bisa berkelit kesana kemari untuk membela diri. Sekali lagi: "kompliketit" memang, dan negri ini butuh tipikal "75" itu.
Inilah Indonesia yang katanya : Bangsa yang besar adalah Bangsa yang bisa menghargai jasa para pahlawannya ! Ternyata hanya simbolik belaka slogan itu ! Apa lagu Kolam Susunya Koes Plus harus berubah menjadi : Tanaman sudah jadi batu dan tongkat kayu ??? Sebagai akibat keserakahan individu2 yang tidak tahu dan tidak bisa menghargai jasa para pendahulunya yang telah mengorbankan nyawa nya untuk "Kolam Susu" tersebut !
for Kang Richard:kayaknya, Kang richard bersedia jadi yg pertama untuk 75nya ya...seep
For Aqi-Gaul: setujuu aqi....
bener, indonesia negeri yg penuh iron ya..
wah ceritanya bagus, ajarin dunk spaya dikomentarin sebanyak ini?
terima kasih memberi pemahaman baru untuk saya. tapi pak...di negeri ini, masih saaaangat banyak sekali anak-anak jalanan yang untuk makan aja kesulitan. boro2 mau sekolah...
diperlakukan semena-mena saat di garuk aparat. berdasar pengakuan teman2, ada diantara mereka yang disundut rokok, di gabur, bahkan ada anjal perempuan yang di gundul...
muak rasanya mendengar janji2 surga pemerintah...
Suhu, Insya Allah untuk 75'nya. keep pray lah!
nggak ngerti harus komen opo.. mocone bikin arep mrebes mili..
ku hanya bisa membaca tanpa bisa berkomentar :(
Mas Agus salam Kenal Ya,, Sukses Teruus Y Mas!
sentuhan bahasanya TOP BGT..
salam kenal,
makasih buat infonya .
bagus artikelnya .
banayk ilmunya .
sukses .
Keren Bos
yyfyjfffd
ahgioewhaowhjo
Jasa Pembuatan Website Murah
ewgewatrw33
jgewajaewj
artikel menarik Gus,,,
salam kenal .
niice post .
thanks postingannya..slm kenal
mantap..n sukses selalu ya
1 thanks for u info
good job bro …..
good u blog
Good u idea…..
Glad too meet u……
Thanks untuk blog nya
maksih bget ne buat postingan nya
Kerennn gan
cap cay ne loe punya….
Hebat guys………………
8 gua dukung ne……
So pasti man………….
ne dia yang di cari2…..
I like it,,,
mantep u punya berita
Interest…………
cap cay ne loe punya….
Hebat guys………………
8 gua dukung ne……
So pasti man………….
good u blog
Good u idea…..
ne dia yang di cari2…..
I like it,,,
1 thanks for u info
good job bro …..
2 maksih bget ne buat postingan nya
Kerennn gan
Glad too meet u……
Thanks untuk blog nya
keren..bisa sebagai renungan hidup, thanks ya
Hi'
nice blog,
thanks for info n give me idea..
Jobs In Your Area
Best Search Results
Meski judulnya "orang pinggiran", tapi yang satu ini jangan dimarginalkan...ya Gan..
thanks ach..
memank byk pahlawan yg tidak diketahui
guru juga pahlawan
nice article
bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan para pahlawanya ....good.
Nice post, emang bener. kita harus ngelanjutin perjuangan para pahlawan
Nice info...thanks.
oh jadi begitu toh baru tau saya
tulisannya bagus buat renungan :)
artikel yang cukup panjang namun asik di baca :)
ceritanya mengharukan..hiks..bagus gan..keep posting
salam kenal .
nice post .
thanks .
pemimpin itu harus siap dan harus selalu menjaga amanah rakyatnya
dan selalu mendengarkan apa kemauan rakyatnya
Pahlawanku........
mantap banget ni artikelnya,,,,!!! kalo aku termasuk pahlawan apa ea??????????? terima kasih infonya
Indonesia Negeri Penuh Ironi
Ironinya Indonesia...
Iy nih
Jangan lupa mampir ke blogku ya all silaturahmi:-)
kang-priaz.blogspot.com
Nanti ku backfollow
salam kenal bro.
wah manteb nih info nya bisas jadi pengetahuan nigh.....
sabar gan, pasti momen itu akan datang
http://www.enteroasispools.com wah manteb nih info nya bisas jadi pengetahuan nigh.....
Post a Comment